Kabupaten Muna



Kabupaten Muna adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia, dengan Ibu kota di Raha. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 4.887 km2 dan berpenduduk sebanyak 304.753 jiwa (2005).
Di Kabupaten ini terdapat Danau Napabale. Danau ini sangat indah dan tenang, terletak bersebelahan dengan pantai laut lepas, berair asin dan dihubungkan oleh suatu terowongan berpenampang 16 meter persegi dengan laut lepas. Bongkahan-bongkahan batu karang berselimutkan pepohonan hijau mencuat di permukaan air, melingkari sekeliling danau berair asin ini. Di air jernih dan sejuk ini, wisatawan dapat memuaskan hobi berenang. Jika Anda senang berperahu, tukang perahu yang ada di sekitar danau siap mengantar berkeliling menikmati panorama danau, lalu ke pantai laut lepas melalui terowongan karang.
Liang Kobori yang berarti "Gua Bertulis" merupakan sebuah gua dengan lebar 30 meter dan tinggi bervariasi antara 2 sampai dengan 5 meter serta memiliki total kedalaman sekitar 50 merer. Gua ini menyimpan berbagai misteri kehidupan masyarakat prasejarah suku Muna yang tergambar pada 130 situs aneka goresan berwarna merah pada dinding gua bagian dalam. Goresan-goresan tersebut masih tetap terjaga keasliannya, terutama bentuk dan kecemerlangan warnanya yang hingga saat ini masih merupakan sebuah misteri tentang bahan tinta yang digunakan. Misteri peninggalan sejarah ini menandai kedatangan wisatawan yang gemar terhadap penelitian kepurbakalaan serta penjelajahan keaslian alam.
Mungkin Pulau Muna adalah satu-satunya tempat di dunia di mana Anda dapat menyaksikan adu kuda jantan yang memperebutkan kuda betina yang sangat seru dan memukau yang sering dilakukan pada setiap perayaan yang melibatkan masyarakat. Pertarungan diawali dengan menukarkan betina dari masing-masing kuda jantan oleh seorang pawang guna membangkitkan emosi dari masing-masing kuda jantan. Seiring dengan bangkitnya emosi, kedua kuda jantan tersebut saling menerjang dengan kaki depan terangkat, leher tegak, mencari sasaran serangan. Suatu atraksi yang cukup mendebarkan, mencekam, menantang sekaligus menyenangkan. Daiam filosofi suku Muna, atraksi kuda mengandung makna bahwa hak dan tanggung jawab adalah segala-galanya walaupun nyawa jadi taruhannya. Filosofi inilah yang dianut dalam kehidupan masyarakat suku Muna yang secara formal diabadikan pada lambang Daerah Kabupaten Muna.
Kabupaten Muna terkenal dengan Layangan Traditional "Kaghati". Layangan ini terbuat dari bahan-bahan alami yaitu dari daun kolope (ubi hutan), bambu rami dan benang dari serat daun nenas hutan. Untuk menghubungkan bahan satu dengan lainnya digunakan bahan penisik dari kulit bambu yang diruncingkan. Sebagai penyeimbang layangan, digunakan dua bandulan pada kiri kanan sayap layangan menggunakan kayu berukuran keciI. Layangan tradisionai Muna ini telah mendapat peringkat sebagai layangan paling alami. Di tahun 1996 dan 1997, layangan tradisional Muna ikut serta sebagai salah satu peserta pada kompetesi layangan bertaraf internasional.

Sumber : Buku Informasi Pariwisata Nusantara Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia  

0 komentar:

weLLcoMe

W E L L C O M E
Muhammad Dharoelz Kaimuddin. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut